Jejak Rempah Teluk Jakarta
JAKARTA - International Forum on Spice Route (IFSR) 2019
digelar di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa
(19/3/2019).
Acara yang diselenggarakan Yayasan Negeri Rempah dengan
didukung sepenuhnya oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman itu akan
berlangsung hingga 24 Maret 2019 nanti.
IFSR akan menjadi forum pertukaran pengetahuan dan pemahaman
antarbudaya dengan mengedepankan kekuatan warisan budaya serta semangat
multikulturalisme melalui narasi sosio-kultural-historis jalur rempah dan
perdagangan maritim yang relevan dengan konteks kekinian.
Sementara tema acara tersebut adalah Reviving the World’s Maritime Culture through the Common Heritage of Spice Route ( Menghidupkan Kembali Budaya Maritim Dunia melalui Warisan umum rute rempah ).
.
"Dalam konteks yang lebih strategis, forum ini
meletakkan Indonesia ke dalam percaturan perbincangan dunia (dimulai dari
wilayah regional Asia Tenggara) dengan perspektifnya yang unik dalam memaknai
sejarah perdagangan maritim dari masa ke masa,” tutur Staf Ahli Menteri
Sosio-Antropologi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Tukul Rameyo
Adi, Selasa (19/3/2019).
Sekadar diketahui, Nusantara memiliki posisi strategis
sebagai poros yang menghubungkan "negeri-negeri di atas angin", yaitu
Tiongkok, India, Timur Tengah hingga Eropa. Nusantara telah menjadi pemain penting
dalam perdagangan dunia dan telah lama dikenal sebagai negara pemasok utama
komoditas penting di dunia: rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Eropa melakukan
aktivitas perdagangan di Asia Tenggara.
Selain
itu, pada skala dunia, 400-500 spesies tanaman telah dipergunakan dan dikenal
sebagai rempah.“Bayangkan saja, ketika Eropa belum memiliki banyak pengetahuan
tentang berbagai komoditas, rempah-rempah dari dunia Timur telah menyediakan
khasiat, cita rasa dan aroma yang dipergunakan sebagai bumbu masak, penawar
racun dan obat, bahkan sampai bahan pengawet,” ungkap Ketua panitia
penyelenggara IFSR dari Yayasan Negeri Rempah, Bram Kushardjanto.
Teluk Jakarta - sebagai tapak tilas jalur rempah
Sejak zaman
kerajaan majapahit hingga kerajaan mataram demak, Jakarta yang dahulu bernama
Batavia, dan setelah ditaklukkan oleh Fatahillah ( Raden Fatah ) berubah nama
menjadi Jayakarta sudah memiliki pelabuhan yang ramai di sunggahi pelayaran mancanegara
dan menjadi tujuan perdagangan baik rempah maupun migrasi bangsa asing sehingga
tercipta akulturasi budaya.
Pada saat
pendudukan Hindia Belanda, teluk Jakarta memainkan peran penting dalam
perdagangan internasional, Vereenigde Oostindische Compagnie ( VOC ) usaha dagang yang memonopoli perdagangan di
Nusantara dan Jayakarta atau Jakarta pada saat itu.
Wilayah Ancol
yang terletak di teluk Jakarta, pada saat itu menjadi tempat plesir orang orang bule Belanda untuk menikmati tepi pantai
untuk berjemur dan berenang di laut ancol. Saat ini Ancol telah berkembang
menjadi satu destinasi rekreasi & resor dengan mengusung One Stop Living
konsep, kawasan hunian seperti rumah tinggal tepi pantai, aparteme, kawasan rekreasi bertema seperti Dunia Fantasi,
Ocean Dream Samudear, Atlantis Water Adventure dan Seaworld Ancol. Kawasan Kulinary,
tidak luput sebagai pelengkap untuk menyempurnakan hasrat lidah penghuni serta pengunjung
Ancol.
Salah satu kontribusi
jejak “Spice Route” Nusantara, Departemen Retail dan F&B PT Taman
Impian Jaya Ancol menghadirkan resto baru bernama Rempah Penyet yang mengusung rasa berbeda dari resto lain, dimana
pemilihan resep menggunakan bumbu-bumbu tradisional Nusantara yang khas dan
kekinian. Rempah rempah yang dahulu menjadi komoditi yang banyak di cari dan
diperdagangkan sampai eropa, kini mulai diperkenalkan secara live, untuk
mengedukasi bahwa kuliner dan rempah Indonesia menjadi komoditi yang dapat di
kembangkan dengan cara yang unik, dan berbeda dari resep-resep pabrikan milik
negara lain.
Resto Rempah
Penyet yang terletak di tepi pantai Ancol patut untuk dicoba untuk kalangan milenial
dan keluarga dengan harga yang sangat terjangkau.
#thd
Komentar
Posting Komentar